Selasa, 19 Agustus 2014

Mengambil Hikmah Dari Buang Air Besar dan Air Kecil

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Para pembaca yang budiman...
Organ tubuh yang ada pada diri kita ini semua diciptakan oleh Allah Yang maha Kuasa. Ia menciptakan dengan sebaik-baik mungkin. Tiadalah satu makhlukpun hasil ciptaan Allah SWT yang lebih baik, lebih indah, lebih sempurna melainkan manusia. Seperti Firman Allah : "Laqod kholaqnal insana fii ahsani taqwiim" yang artinya : Sungguh kami ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Bunyi ayat Allah di atas menggambarkan bahwa apa yang ada pada diri kita, baik itu yang bersih sampai yang kotor sekalipun semua ada manfaatnya dan dapat kita jadikan hikmah dan contoh serta i'tibar terhadap perilaku kita sehari-hari.
Periaku manusia zaman sekarang sudah tidak memperdulikan lagi sesama manusia, alam dan lingkungan sekitar. 
misalkan mengganggu kesenangan, merampas hak, menindas yang lemah dan tidak memperdulikan fungsi-fungsi penting orang lain. Dan masih banyak lagi yang lain-lainnya. Padahal kita sudah ditentukan batas-batas kewajaran untuk melakukannya. Apakah kita tidak bisa mengambil sebuah hikmah disaat kita membuang kotoran yang ada pada diri kita, sebut saja buang air besar dan buang air kecil. Apa yang kita rasakan ketika salah satu kotoran tersebut atau kedua-duanya minggat dari habitatnya ? dengan kata lain keluar dari lubangnya. Mulai dari mengangkat sarung atau membuka celana sampai berakhirnya membuang kedua kotoran itu, seketika mulut kita akan mengatakan : "Ahh... aduh...asyiknya, lega rasanya...ada juga yang mengatakan dengan kalimat-kalimat lucu : " Ah...saya sudah terbebas dari himpitan-himpitan pahitnya hidup" begitu lega, senangnya hati kita, semua organ tubuh kita terasa longgar, pikiran kembali fres dan rasa ngantukpun hilang seketika. Lebih enaknya lagi, ketika kita melakukan aktifitas itu tidak sampai mengganggu orang lain, kecuali bagi orang-orang yang semena-menanyalah yang tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan orang lain.
Ketika kedua kotoran yang keluar dari lubangnya itu, tidak kita minta dan memberikan izin untuk keluar, ia keluar secara suka rela dan rela berkorban untuk kepentingan seluruh organ tubuh kita. Semua masyarakat tubuh tersebut, baik dari perangkat lunak sampai pada kabel-kabelnya merasakan kenikmatan hidup yang tiada terhitung, walaupun pada dasarnya akan kembali pada saat-saat tertentu. Namun tetap juga kita buang dan kembali merasakan kelegaan.
Lantas apa hubungan buang air besar dan buang air kecil dengan perilaku manusia zaman sekarang ? ketika pencuri mangga tidak segera keluar dari kebiasaan mencurinya, maka yang empunya mangga tidak akan merasa tenang mangganya akan dicuri terus, padahal mangga itu dijual pada orang banyak untuk kepentingan kesehatan. Karena mangga mengandung vitamin c. Apabila orang yang melakukan perzinahan dan pemerkosaan tidak segera taubat dari kebiasaan perzinahan dan pemerkosaannya, maka semua orang tua yang memiliki anak perempuan gadis akan merasa resah jangan-jangan anak gadisnya akan terjaring oleh nafsu birahi orang-orang bejat yang tidak bermoral. Ketika kita tidak mau keluar dalam lingkungan orang-orang yang susah diatur, maka kita akan terbelenggu dengan ketidakaturan. Ketika kita tidak mau keluar dengan suka rela dalam lembah kejahatan, maka tunggulah saat kehancurannya.
Yang terbaik buat kita adalah, dengan mengikuti cara-cara buang air besar dan kecil. setelah keluar keluarlah dengan suka rela rela, rela berkorban dan tidak mengganggu organ-organ tubuh yang lain, bahkan setelah keluar kedua kotoran juga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Air kencing bisa menyuburkan tanaman apabila disirami dengan tanaman juga memperkuat pertahanan tubuh tanaman. Begitu juga air besar, bisa dijadikan pupuk kandang untuk kebutuhan tanaman.
Bagaimana dengan perilaku, sifat, tabi'at dan kebisaan kita dalam kehidupan sehari-hari ? apabila kita merasa diri bahwa kita selalu membuat orang susah dan berada dalam lingkungan orang-orang yang berakhlaq baik, cobalah perlahan-lahan untuk keluar dengan suka rela, rela berkorban dan tidak mengganggu orang lain, yang pada akhirnya kita akan jadi menemukan jati diri yang sebenarnya sebagai manusia sejati dan berakhlaq mulia. Itulah yang diinginkan oleh diri, lingkungan dan agama yang kita anut. Lebih khusus lagi Tuhan Yang Kuasa menginginkan hal semacam itu. Terciptalah suasana aman, tentram, damai dan bersahaja. Negara akan terhindar dari bencana krisis, baik itu krisis uang, krisis moral dan krisis sandang pangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar