Sudah lama Alex jatuh cinta kepada Maryamah. Sementara itu, gadis cantik tersebut telah bersumpah, lebih mencintai Allah dan Rasulnya ketimbang langit dan bumi seisinya, apalagi kepada Alex yang berbeda agama.
Jejaka itu mengaku sudah lama mengaku masuk Islam. Hal itu telah dibuktikannya dengan berkhitan serta melakukan sholat. Cuma bagi Alex, pengorbanan itu dianggap belum memperoleh imbalan yang seimbang dari Maryamah. Ia ragu apakah putri kiyai itu membalas cintanya ?
Pada suatu malam, sesudah berhasil menjebak kekasihnya untuk singgah di tempat kosnya yang sepi, Alex berkata, " Maryamah, apakah engkau mencintai aku?" Alex tampak gelisah. Ada kilatan nafsu di dalamnya.
Si gadis mengangguk, seraya menghela napas. "Cintaku suci, mas"
"aku tahu. Untuk itu, aku rela mengorbankan apa saja agar mendapatkanmu. seribu langit boleh menindih diriku, tetapi aku akan tetap menikahimu."
"Terima kasih mas."
"Aku ingin membuktikan, apakah engkau rela berkoban untukku, "ucap Alex dengan napas kian memburu.
"Apa maksudmu mas?"
"Ah...tidak apa-apa. Maksudku, bagi kita yang menikah, sekarang atau kelak sama saja, bukan?"
"Tentu, sekarang aku mencintaimu. kelak juga aku mencintaimu," jawab Maryamah, berusaha tetap tenang
"Nah itulah yang kuharapkan. Aku ingin meminta bukti darimu. Selama ini aku gelisah, benarkah kau yang kucintai masih belum dijamah oleh lelaki lain?"
"Aku kurang paham mas"
"Begini, mumpung rumahku sedang sepi, aku ingin engkau menyerahkan sekaligus membuktikan kesucianmu."
Maryamah terbelalak. Ia tau apa yang diinginkan Alex. Ia amat tersinggung. Ia hendak marah dan memberontak. Tapi Ia sangat mencintai Alex. Maka dengan halus ia menjawab, "Mas..., untukmu, apalagi sekedar mahkota kehormatanku, nyawapun akan kukorbankan sebagai tanda cintaku bagimu. Tetapi apakah engkau mencintaiku?"
"Jangan kuatir, takkan ada orang lain dalam hidupku."
"Dan engkau bersedia berkorban demi cintamu? desak Maryamah.
"Seperti engkau juga, segala-galanya akan kukorbankan untuk membahagiakan hidupmu."
"Jika demikian tentram nian perasaanku."
"Maksudmu ?"
"kalau engkau menuntut begitu besar dariku dan aku bersedia mengabulkan permintaanmu, pasti engkau juga akan bersedia mengabulkan permintaanku yang lebih kecil."
"Apa permintaanmu?"
"Urungkan niatmu, korbankan hawa nafsumu, dan singkirkan rasa curigamu padaku. Kalau nanti setelah resmi menjadi suami isteri ternyata aku bukan perawan lagi, gebahlah aku dalam kamar pengantin seperti seekor anjing bodoh. Tetapi sebelum itu bebaskan aku dari ancaman dosa besar. Ketahuilah mas..., satu-satunya yang bakal membahagiakan hidupku selama-lamanya adalah jika aku tidak melepaskan dan menyerahkan kesucianku, sehingga tidak membiarkan diriku ternoda sebelum ijab kabul dilakukan di hadapan penghulu."
Alex tersentak, Maryamah terisak. Malam itu setan menangis karena masih ada remaja yang shalih pada zaman bobrok ini.
Pada suatu malam, sesudah berhasil menjebak kekasihnya untuk singgah di tempat kosnya yang sepi, Alex berkata, " Maryamah, apakah engkau mencintai aku?" Alex tampak gelisah. Ada kilatan nafsu di dalamnya.
Si gadis mengangguk, seraya menghela napas. "Cintaku suci, mas"
"aku tahu. Untuk itu, aku rela mengorbankan apa saja agar mendapatkanmu. seribu langit boleh menindih diriku, tetapi aku akan tetap menikahimu."
"Terima kasih mas."
"Aku ingin membuktikan, apakah engkau rela berkoban untukku, "ucap Alex dengan napas kian memburu.
"Apa maksudmu mas?"
"Ah...tidak apa-apa. Maksudku, bagi kita yang menikah, sekarang atau kelak sama saja, bukan?"
"Tentu, sekarang aku mencintaimu. kelak juga aku mencintaimu," jawab Maryamah, berusaha tetap tenang
"Nah itulah yang kuharapkan. Aku ingin meminta bukti darimu. Selama ini aku gelisah, benarkah kau yang kucintai masih belum dijamah oleh lelaki lain?"
"Aku kurang paham mas"
"Begini, mumpung rumahku sedang sepi, aku ingin engkau menyerahkan sekaligus membuktikan kesucianmu."
Maryamah terbelalak. Ia tau apa yang diinginkan Alex. Ia amat tersinggung. Ia hendak marah dan memberontak. Tapi Ia sangat mencintai Alex. Maka dengan halus ia menjawab, "Mas..., untukmu, apalagi sekedar mahkota kehormatanku, nyawapun akan kukorbankan sebagai tanda cintaku bagimu. Tetapi apakah engkau mencintaiku?"
"Jangan kuatir, takkan ada orang lain dalam hidupku."
"Dan engkau bersedia berkorban demi cintamu? desak Maryamah.
"Seperti engkau juga, segala-galanya akan kukorbankan untuk membahagiakan hidupmu."
"Jika demikian tentram nian perasaanku."
"Maksudmu ?"
"kalau engkau menuntut begitu besar dariku dan aku bersedia mengabulkan permintaanmu, pasti engkau juga akan bersedia mengabulkan permintaanku yang lebih kecil."
"Apa permintaanmu?"
"Urungkan niatmu, korbankan hawa nafsumu, dan singkirkan rasa curigamu padaku. Kalau nanti setelah resmi menjadi suami isteri ternyata aku bukan perawan lagi, gebahlah aku dalam kamar pengantin seperti seekor anjing bodoh. Tetapi sebelum itu bebaskan aku dari ancaman dosa besar. Ketahuilah mas..., satu-satunya yang bakal membahagiakan hidupku selama-lamanya adalah jika aku tidak melepaskan dan menyerahkan kesucianku, sehingga tidak membiarkan diriku ternoda sebelum ijab kabul dilakukan di hadapan penghulu."
Alex tersentak, Maryamah terisak. Malam itu setan menangis karena masih ada remaja yang shalih pada zaman bobrok ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar