Jumat, 29 Agustus 2014

Materi Pendidikan Agama Islam Kelas XI BAB 3

Kepedulian Umat Islam terhadap Jenazah

A. Membuka Relung Hati

Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput. Kematian adalah pintu dan setiap manusia akan memasuki pintu itu, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya.


Artinya: Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. (QS. Āli ‘Imrān/3:185)

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kita juga akan mati sebab kita ini manusia yang memiliki nyawa. Kematian datang tidak pernah pilih-pilih. Apabila ajal datang, tidak ada satu kekuatan pun untuk mempercepat atau memperlambat. Adakalanya kematian itu menjemput saat
masih bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan orang yang sudah tua renta. Kadang ia menjemputnya saat manusia sedang tidur, terjaga, sedang sedih, sedang bahagia, sedang sendiri, sedang bersama-sama. Kematian datang tak pernah ada yang tahu. Oleh karena itu, mengingat mati harus sering dilakukan agar manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah akan hidup kekal. Tentu saja di samping kita mengingat mati, kita juga harus mempersiapkan bekal untuk menghadapi hidup setelah mati, yaitu segera bertobat dan memperbanyak amal saleh. Salah satu cara untuk mengingat mati adalah sering-seringlah ber-ta’ziyyah
(mendatangi keluarga yang terkena musibah meninggal dunia), mengurus jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menyalati, sampai menguburnya. Sungguh, hanya orang-orang yang cerdaslah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati. Seorang putra dari sahabat yang mulia, Abdullah
bin ‘Umar ra. mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah saw. tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anṡar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah saw., lalu berkata, “Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.”
“Mukmin manakah yang paling cerdas?” tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab: “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah).

B. Mengkritisi Sekitar Kita

Ada banyak peristiwa menyedihkan yang kita amati dalam kehidupan seharihari, apakah itu musibah banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kecelakaan di jalan raya, gempa bumi, dan lain
sebagainya. Kita seharusnya menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga sehingga kita terselamatkan dari musibah tersebut. Bila usaha maksimal sudah dilakukan, tetapi kita masih tertimpa juga, itulah yang disebut takdir, kita perlu tawakal, ikhlas, dan sabar menerimanya. Perhatikan peristiwa berikut ini! 
1. Terjadi suasana yang sangat mencekam ketika gunung berapi itu meletus. Semua orang di dekat gunung         berhamburan untuk melarikan diri. Lahar panas mulai beterbangan, menghanguskan semua yang ada di         dekatnya, hancur dan luluh lantak keadaan kampung itu, tak satu pun penduduk tersisa. Sungguh sangat         mengerikan. Setelah beberapa hari, tim segera bergegas mendekati kampung yang telah hancur disapu           lahar panas. Mereka sengaja datang untuk mencari mayat manusia yang tertinggal karena tidak bisa               melarikan diri saat gunung itu meletus.
2. Kecelakaan maut itu telah merenggut puluhan nyawa. Penyebabnya adalah ada anak di bawah umur           (kurang lebih 12 tahun) mengendarai mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba tidak bisa               mengendalikan mobilnya dan menabrak kendaraan yang ada di depannya, akhirnya terjadilah tabrakan
    beruntun. Sebagian korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.             Sayang, sebelas orang harus berakhir hidupnya disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).
3. Jika seorang perempuan meninggal, dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami, atau mahramnya,             mayat itu hendaklah “di-tayamum-kan” saja, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Begitu juga       jika yang meninggal adalah seorang laki-laki, sedangkan di sana tidak ada laki-laki, istri atau mahramnya,       mayat itu di-tayamum-kan saja. Apa yang terjadi di lingkunganmu?

Memperkaya Khazanah

A. Perawatan Jenazah
Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada beberapa hal yang harus disegerakan dalam
pengurusan jenazah oleh keluarganya, yaitu: memandikan, mengafani, menyalati dan menguburnya. Namun,
sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap kondisi jenazah, yaitu seperti berikut.

1. Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt. atas segala dosanya.
2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak kelihatan auratnya.
3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.

B. Memandikan Jenazah
1. Syarat-syarat wajib memandikan jenazah
a. Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan profesinya.
b. Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
c. Bukan mati syahid (mati dalam peperangan untuk membela agama Islam seperti yang terjadi pada masa         Nabi Muhammad saw.).

2. Yang berhak memandikan jenazah
a. Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh               memandikan jenazah laki-laki, kecuali istri dan mahram-nya.
b. Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh perempuan pula, laki-laki tidak boleh                 memandikan kecuali suami atau mahram-nya.
c. Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya ada semua, suami lebih berhak untuk       memandikan istrinya.
d. Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya ada semua, istri lebih berhak untuk         memandikan suaminya.

Kalau mayat anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh memandikannya. Begitu juga kalau mayat anak perempuan masih kecil, laki-laki boleh memandikannya. Berikut ini tata cara memandikan jenazah.
a. Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang memandikan dan yang mengurusnya saja.
b. Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.
c. Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak terbuka.
d. Mayat didudukkan atau disandarkan pada sesuatu, lantas disapu perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar    semua kotorannya keluar, lantas dibersihkan dengan tangan kirinya, dianjurkan mengenakan sarung tangan.     Dalam hal ini boleh memakai wangi-wangian agar tidak terganggu bau kotoran si mayat.
e. Setelah itu hendaklah mengganti sarung tangan untuk membersihkan mulut dan gigi si mayat.
f. Membersihkan semua kotoran dan najis.
g. Mewudhukan, setelah itu membasuh seluruh badannya.
h. Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali. Air untuk memandikan mayat sebaiknya dingin. Kecuali            udara sangat dingin atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air hangat.

C. Mengafani Jenazah

Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri. Apabila tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari uang kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah. Apabila tidak ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang
mampu untuk membiayainya Kain kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat laki-laki
dan lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di antaranya merupakan kain basahan. Abu Salamah ra. menceritakan, bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah ra. “Berapa lapiskah kain kafan Rasulullah saw.?” “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).
Cara membungkusnya adalah hamparkan kain kafan helai demi helai dengan menaburkan kapur barus pada
tiap lapisnya. Kemudian, si mayat diletakkan di atasnya. Kedua tangannya dilipat di atas dada dengan tangan
kanan di atas tangan kiri. Mengafaninya pun tidak boleh asal-asalan. “Apabila kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah sebaik-baiknya.” (HR. Muslim dari Jabir Abdullah ra.)

D. Menyalati Jenazah

Orang yang meninggal dunia dalam keadaan Islam berhak untuk di-ṡalatkan. Sabda Rasulullah saw. “Ṡalatkanlah  orang-orang yang telah mati.” (HR. Ibnu Majah). “Salatkanlah olehmu orang-orang yang mengucapkan: “Lailaaha Illallah.” (HR. Daruquṭni). Dengan demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak diṡalati ialah orang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allah Swt. Adapun orang yang telah murtad dilarang untuk diṡalati.

Untuk bisa diṡalati, keadaan si mayat haruslah:
1. suci, baik suci badan, tempat, dan pakaian.
2. sudah dimandikan dan dikafani.
3. jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah kiblat. Tata cara pelaksanaan ṡalat       jenazah adalah sebagai berikut.
            1. Jenazah diletakkan paling muka. Apabila mayat laki-laki, hendaknya imam berdiri menghadap                       dekat kepala mayat. Jika mayat wanita, imam menghadap dekat perutnya.
            2. Letak imam paling muka diikuti oleh para makmum. Jika yang menyalati sedikit, usahakan dibuat                   3 baris/ṡaf. 
            3. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan ṡalat jenazah dengan empat takbir.                      Niat tersebut jika dilafalkan sebagai berikut:
Artinya: “Aku berniat ṡalat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah sebagai
              makmum karena Allah ta’ala.”
            4. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu selanjutnya membaca                       surat al-Fātihah.
            5. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
            6. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa bagi jenazah adalah                         sebagai berikut:
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (HR Hakim)
            7. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai berikut:
وَلَهَ/وَلَهَا
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau menjadikan kami penghalang dari mendapatkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” (HR Hakim)

            8. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Catatan:
Do’a yang dibaca setelah takbir ketiga dan keempat disesuaikan dengan
jenis kelamin jenazahnya.
1. Apabila jenazahnya wanita, damir/kata ganti hu (هُ ) diganti dengan kata ha (هَا ).
2. Apabila jenazahnya dua orang, damir/kata ganti hu (هُ ) diganti dengan huma (هُمَا ).
3. Apabila jenazahnya banyak, maka damir/kata ganti hu (هُ ) diganti engan untuk laki-laki atau untuk perempuan.

E. Mengubur Jenazah

Perihal mengubur jenazah ada beberapa penjelasan sebagai berikut.
1. Rasulullah saw. menganjurkan agar jenazah segera dikuburkan, sesuai sabdanya:
Artinya: “dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. bersabda: Segerakanlah menguburkan jenazah....” (H.R. Bukhari Muslim)

2. Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari. Mengubur mayat pada malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan terpaksa seperti karena bau yang sangat menyengat meskipun sudah diberi wangi-wangian, atau karena esuatu hal lain yang harus disegerakan untuk dikubur.

3. Anjuran meluaskan lubang kubur. Rasulullah saw. pernah mengantar jenazah sampai di kuburnya. Lalu, beliau duduk di tepi lubang kubur, dan bersabda,
“Luaskanlah pada bagian kepala, dan luaskan juga pada bagian kakinya. Ada
beberapa kurma baginya di surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

4. Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal itu dilakukan sewaktu usai perang Uhud. Rasulullah saw. bersabda, “Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah dan masukkanlah dua atau tiga orang di dalam satu liang kubur. Dahulukanlah (masukkan lebih dulu) orang yang paling banyak hafal al- Qur’ān.” (HR. Nasai dan Tirmidzi dari Hisyam bin Amir ra.)

5. Bacaan meletakkan mayat dalam kubur. Apabila meletakkan mayat dalam
kubur, Rasulullah saw. membaca:





Artinya: 
Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah. 
              Dalam riwayat lain, Rasulullah saw. membaca:

Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah dan atas nama sunnah Rasulullah.” (HR. Lima ahli hadis, kecuali Nasai dan Ibnu Umar ra.)

6. Larangan memperindah kuburan. Jabir ra. menerangkan, “Rasulullah saw. melarang mengecat kuburan, duduk, dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)

7. Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia menjadi penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya atau dari sumbangan keluarganya. Nabi Muhammad saw. bersabda: “Diri orang mu’min itu tergantung (tidak sampai ke hadirat Tuhan), karena hutangnya, sampai dibayar dahulu utangnya itu (oleh keluarganya).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.) 

F. Ta’ziyyah (Melayat)

Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat. Para mu’azziy³n (orang laki-laki yang ber-ta’ziyyah) atau mu’azziyāt (orang perempuan yang ber-ta’ziyyah) hendaknya memberikan dorongan kekuatan mental atau menasihati agar orang yang tertimpa musibah tetap sabar dan tabah menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. Lalu, beliau bersabda,
“Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah. Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada perintah.” (HR. Bukhari Muslim)

Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut. 
1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.
2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.
3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai penguburan.
5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah. 

Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada keluarganya sewaktu keluarga Ja’far ditimpa kematian (HR. Lima Ahli Hadis kecuali Nasai).

G. Ziarah Kubur 

Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan. Awalnya Rasulullah saw. melarang umat Islam untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya adalah mengultuskan mayat yang ada di kuburan. Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan di antara mengingat mati adalah ziarah kubur, Rasulullah saw. menganjurkan berziarah dengan tujuan untuk mengingat mati. Rasulullah saw. bersabda:


Artinya: “Dari Abdullah bin Buraidah berkata, asulullah saw. bersabda: “Aku pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.” (HR. Nasā’i)

Di antara hikmah dari ziarah kubur ini antara lain seperti berikut.
1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di akhirat. Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah kubur, yaitu seperti berikut.
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt.
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.: 
Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah
              kami akan bertemu dengan kamu semua.” (HR. Tarmidy)
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).

Menerapkan Perilaku Mulia
Kita sebagai muslim harus peduli dengan orang lain, terutama yang berada di sekitar kita. Ketika ada orang yang meninggal atau musibah lainnya, selayaknya kita harus memperlihatkan perilaku-perilaku mulia. Perilaku mulia yang dimaksud antara lain seperti berikut.
1. Segera mengunjungi keluarga yang terkena musibah, mendoakan mayat, mengucapkan turut berduka             kepada keluarga yang ditinggalkan.
2. Membantu persiapan pengurusan jenazah seperti memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburkan.
3. Memberikan bantuan kepada keluarga korban untuk memperingan bebannya sesuai kemampuan kita.
4. Menghibur keluarga korban dengan ungkapan-ungkapan optimistis dan nasihat tentang kesabaran dan           ketabahan.

Malaikat Izrail Berkunjung ke Rumah Rasulullah saw.

Pada suatu saat, terdengar seseorang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya.
Fatimah menyahutnya: “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah sambil menutup pintu. Kemudian, ia kembali menemani ayahnya. “Siapakah itu, wahai anakku?” “Tak tahu, ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah saw. menatap putrinya. “Ketahuilah anakku, dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah saw.  Malaikat maut datang, Rasulullah saw. menanyakan kenapa Jibril tidak ikut. Kemudian, dipanggillah Jibril dan Rasulullah saw. bertanya kepadanya: “Jibril, jelaskan  apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ya, Rasul,” kata Jibril. Tapi, itu ternyata tidak  membuat Rasulullah saw. lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak  senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul! Aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
“Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik makin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah saw. ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah saw. bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah saw. mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk makin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu, Jibril?” tanya Rasulullah saw. pada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah saw. mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.” Badan Rasulullah saw. mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. “Ūṡ³kum bi ṡalāti, wa mā malakat aimānukum!” “Peliharalah ṡalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah saw. yang mulai kebiruan. “Ummat³, ummat³, ummat³” - “Umatku, umatku, umatku” dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Rangkuman
1. Kewajiban terhadap jenazah antara lain: memandikan, mengafani, menyalati, dan menguburnya.
2. Yang berhak memandikan jenazah adalah keluarga terdekat, bapak, ibu, suami, istri dan anak.
3. Bagi laki-laki disunahkan tiga helai kain kafan, bagi perempuan lima helai kain kafan.
4. Tata cara ṡalat jenazah berbeda dengan ṡalat biasa. Pada ṡalat jenazah, tidak ada ruku dan sujud, hanya       empat kali takbir dan diselingi doa.
5. Cara mengingat mati adalah dengan menjenguk atau ber-ta’ziyyah dan berziarah kubur.
6. Mengurus jenazah hukumnya farḍu kifāyah, yaitu kewajiban secara bersama-sama atau gotong royong.

Evaluasi

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat!

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
(1) Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan, dan wanita dengan lima helai.
(2) Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga lakilaki.
(3) Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-haruman.
(4) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat seperti sedang takbir ihram.
(5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan terbuka.
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat dalam
mengafani jenazah ialah .…
a. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 3
e. 3, 4, dan 5
2. Perhatikan pernyataan berikut.
(1) Yang ṡalat jenazah harus orang Islam.
(2) Merendahkan suara bacaan ketika ṡalat.
(3) Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan.
(4) Membaca surah setelah al-Fatihāh.
(5) Letak jenazah di sebelah kiblat dari yang menyalatkan.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk syarat-syarat
sah ṡalat jenazah adalah .…
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 3, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 4
e. 2, 3, dan 4
3. Salah satu ucapan doa dalam ṡalat jenazah berbunyi:

Artinya ….
a. gantikanlah rumahnya, dengan yang lebih baik dari rumahnya ketika di dunia
b. gantikanlah kaum keluarganya dari kaum keluarganya dahulu
c. ampunilah segala dosanya yang telah lalu
d. Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia, maafkanlah kesalahannya
e. peliharalah dia dari siksa kubur dan azab neraka
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Seorang muslimah tidak boleh menyalatkan jenazah laki-laki muslim.
(2) Bila jenazahnya laki-laki, letak imam ṡalat jenazah sejajar dengan kepala jenazah.
(3) Laki-laki muslim tidak boleh menyalatkan jenazah wanita muslimah.
(4) Bila jenazahnya wanita, letak imam ṡalat jenazah sejajar dengan bagian tengah badan jenazah.
(5) Ṡalat jenazah gaib harus menghadap di mana jenazah itu dimakamkan.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ke dalam
ketentuan syariat tentang ṡalat jenazah adalah …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
e. 1, 3, dan 5
5. Berikut ini termasuk perbuatan-perbuatan sunah pada waktu pemakaman, kecuali ...
a. meninggikan kubur sekadarnya
b. menandai kubur dengan batu atau kayu
c. menaruh kerikil di atas kubur
d. menyiram kubur dengan air
e. penguburan jenazah sebaiknya jangan disegerakan
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar dan tepat!
1. Mengapa Rasulullah saw. menyebutkan bahwa, “Mukmin yang paling banyak mengingat mati dan yang         paling baik persediaannya untuk hidup setelah mati adalah mukmin yang paling cerdik.” Jelaskan!
2. Sebutkan hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah yang baru saja meninggal dunia             sebelum jenazahnya dimandikan!
3. Apa yang dimaksud dengan ta’ziyyah? Kemukakan pula hukumnya, alasan hukumnya, dan adab-                 adabnya!

4. Jika orang yang meninggal dunia meninggalkan utang, bagaimana hukum melunasinya dan harta siapa yang     digunakan untuk melunasi utangnya?
5. Memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah seorang muslim hukumnya adalah farḍu     kifāyah. Jelaskan maksudnya!

Materi Pendidikan Agama Islam Kelas XI BAB 2

Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur

A. Pentingnya Perilaku Jujur
Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, dikatakan dusta. Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun
ucapan, sebagaimana firman-Nya: 
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.” (Q.S. at-Taubah/9: 119)

Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan “tidak” untuk
korupsi, berusaha menjauhi perilaku korupsi. Jangan sampai mengatakan tidak, kenyataannya ia melakukan korupsi. Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal hatinya tidak. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik. Ciri-ciri orang munafik adalah dusta, ingkar janji, dan khianat, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut ini:


Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu: Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari muslim)
Artinya: “Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah riḍa kepada mereka dan mereka pun riḍa kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. al-Māidah/5: 119)

B. Keutamaan Perilaku Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw.,
Artinya: “Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga....” (HR. Bukhari)

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan. Dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa orang yang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya. Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. dipercaya oleh Siti Khadijah untuk
membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw. akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan mendapat kemudahan. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang hikmah perilaku jujur. Kamu dapat mencari contohnya.Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi kebohongan  yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi. Bersyukurlah bagi orang yang pernah berbohong sekali kemudian sadar dan mengakui kebohongannya itu sehingga terputus mata rantai kebohongan. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membat hati jadi was-was. Contoh seorang siswa yang tidak jujur kepada orang tua dalam hal uang saku, pasti nuraninya tidak akan tenang apabila bertemu. Apabila orang tuanya mengetahui ketidakjujuran anaknya, runtuhlah kepercayaan terhadap anak tersebut. Kegundahan hati dan
kekhawatiran yang bertumpuk-tumpuk berisiko menjadi penyakit. 

C. Macam-Macam Kejujuran

Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.

1. Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka
menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura
jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat. 

2. Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang
bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya,yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan
jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.

3. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini  juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas. Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.

D. Petaka Kebohongan

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, betapa berartinya sebuah kejujuran karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan menghantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa kepada apa yang dikhianatinya itu.
Artinya: “...Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang                                  dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan                      apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi.’’ (Q.S. Āli ‘Imrān/3: 161)
Dalam hadis Rasulullah saw. mengingatkan:
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang bertanya, “Apa yang dimaksud
Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah) Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang. 

E. Hikmah Perilaku Jujur

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut. 
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui               kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.

Perilaku jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat di mana kita tinggal. Berikut ini cara menerapkan perilaku jujur.
1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh         ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan       yang berlaku di sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru, teman ataupun orangorang
    yang ada di lingkungan sekolah. 
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua, memberitakan hal yang benar.             Contohnya saat meminta uang untuk kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang     tua, tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun lingkungan yang baik,               tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang membuat suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak         membuat gosip. Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan, harus dipenuhi       dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.

Jujurlah!
Maka, Kamu akan Untung di Dunia dan Mendapat Pahala di Akhirat Diceritakan, ada seorang saleh selalu mewasiatkan kepada pekerjanya untuk selalu meminta kepada para langganannya agar diberitahukan kalau ada barang dagangannya yang cacat. Setiap kali ada pembeli datang, ia meminta untuk mengecek barangnya
terlebih dahulu. Suatu hari, seorang Yahudi datang ke tokonya dan membeli sebuah baju yang ada cacatnya. Pada waktu itu pemilik toko tidak ada di tempat, sementara Yahudi tidak mengecek baju ini terlebih dahulu keburu pergi. Tidak lama kemudian, pemilik toko datang dan menanyakan perihal baju yang cacat tersebut. Maka dijawab, “Baju itu telah dibeli oleh seorang Yahudi.” Lalu pemilik toko itu bertanya perihal Yahudi tadi, “Apakah ia sudah mengecek cacat yang ada pada baju itu?” Lalu dijawab, “Belum.” Pemilik toko bertanya lagi, “Sekarang mana dia?” Dijawab kembali, “Ia sudah pergi bersama rombongan dagang.”
Seketika itu pula, sang pemilik toko membawa uang hasil pembayarannya dari baju cacat itu. Lalu ia mencari rombongan dagang yang dimaksud dan baru mendapatinya setelah menempuh perjalanan tiga hari, seraya berkata, “Hai fulan, tempo hari kamu telah membeli sebuah baju yang ada cacatnya. Ambil uang kamu ini dan berikan baju itu.” Yahudi itu balas menjawab, “Apa yang menyebabkan berbuat sampai sejauh ini?”
Lelaki itu menimpali, “Islam dan sabda Rasulullah saw., “Siapa yang menipu bukan berasal dari umatku.”
Yahudi balik menimpali, “Uang yang aku bayarkan kepadamu juga palsu. Maka, ambillah uang tiga ribu ini sebagai gantinya dan aku tambahkan lagi lebih dari itu, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu Rasulullah.”

Rangkuman

1. Jujur adalah mengatakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Lawan jujur adalah dusta,           yaitu mengatakan atau melakukan sesuatu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya. 
2. Jujur merupakan sebagian dari ruh agama. Barangsiapa yang berbuat jujur, ia akan memperoleh kebaikan,     dan sedang menuju surga.
3. Ada beberapa jenis jujur dilihat dari perilakunya, yaitu; jujur dalam berbuat, jujur dalam perkataan, jujur       dalam niat, jujur dalam berjanji.
4. Kejujuran bisa melemah karena melemahnya tekad, kejujuran juga bisa melemah akibat pergaulan.
5. Jujur bisa dilakukan di mana saja: di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.

Evaluasi

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1. Orang jujur akan mendapatkan banyak teman.
2. Orang jujur akan susah hidupnya.
3. Orang jujur akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
4. Orang munafik akan disukai teman di akhirat.
5. Orang jujur selalu mendapatkan berkah di mana saja.
Pernyataan di atas yang tidak termasuk hikmah dari perilaku jujur adalah ....
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
e. 3 dan 5
2. Nabi Muhammad saw. menjelaskan bahwa jujur itu membawa kebaikan dan
kebaikan itu menuntun ke surga. Ungkapan tersebut mengandung arti ....
a. jujur sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
b. jujur menyebabkan kenyamanan dalam berperilaku
c. jujur membuat pelakunya selalu gelisah
d. jujur membawa keberkahan dalam hidup
e. jujur perlu dijunjung tinggi agar hidup tenteram
3. Ikhlas dalam melakukan sesuatu, tanpa dicampuri oleh kepentingankepentingan
dunia. Jenis jujur seperti ini termasuk kategori ….
a. jujur dalam berbuat
b. jujur dalam berkata
c. jujur dalam niat
d. jujur dalam berjanji
e. jujur dalam bertekad
4. Perhatikan ungkapan berikut ini: “Jikalau Allah Swt. memberikan kepadaku
harta, aku akan membelanjakan sebagian di jalan Allah Swt.” Jenis jujur
seperti ini termasuk kategori ….
a. jujur dalam berbuat
b. jujur dalam berkata
c. jujur dalam niat
d. jujur dalam berjanji
e. jujur dalam bertekad
5. Orang yang tidak jujur atau dusta disebut orang munafik. Salah satu ciri orang
munafik adalah....
a. jika bekerja ingin upah
b. jika berkata ingin didengar
c. jika berbuat ingin dilihat
d. jika berjanji tidak ditepati
e. jika dipercaya ia amanah
B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!
1. Mengapa manusia harus jujur?
2. Tulislah dalil yang memerintahkan kita untuk jujur dan jelaskan maksud dalil
tersebut!
3. Sebutkan hikmah dari perilaku jujur!
4. Buatlah contoh perilaku yang pernah kamu alami atau lihat yang berkaitan
dengan jujur kepada Allah!
5. Jelaskan maksud hadis berikut ini!





Selasa, 19 Agustus 2014

Sekilas Tentang Nabi Ibrahim a.s.

Kitab Nabi Ibrahim

Apakah Nabi Ibrahim menerima kitab juga? Semua Nabi dan Rasul mendapat kitab atau suhuf (lembaran-lembaran), seperti disebutkan dalam Al Quran:
"Innahadza lafish shuhufil uulaa. Shuhufi Ibrahima wa Musa" [QS 87 Al A'laa: 18-19). Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam suhuf-suhuf (kitab-kitab) terdahulu. (yaitu) Suhuf (Kitab) Ibrahim dan Musa.
Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Qishashul Anbiya' bahwa Nabi Adam menerima 50 suhuf dari Allah. Agama Nabi Ibrahim as adalah Islam atau biasa juga disebut agama hanif.
Istilah 'suhuf' dan 'kitab' bermakna sama. "Suhufi Ibrahima wa Musa". Lembaran-lembaran Ibrahim dan Musa. Padahal kita semua tahu Nabi Musa as. memperoleh kitab, yaitu Taurat. Jadi kata "suhuf" bermakna umum, lembaran dan/atau kitab. Sedang kata
"kitab" nampaknya bermakna lebih khusus yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran. Allahua'lam.

Anak Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim as mempunyai banyak anak dari empat istri. Dua di antaranya menjadi Rasul, yaitu Ismail dan Ishaq 'alaihimassalam. Nabi Ishaq mempunyai dua orang anak: Al 'Aish yang menurunkan bangsa Romawi (dia menikah dengan sepupunya, anak Nabi Ismail) dan satu lagi Ya'kub as yang dinamakan Israil oleh Allah. Ya'kub as menjadi rasul juga dan dia memiliki 12 orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Keturunan semua anak lelakinya inilah yang disebut Bani Israil. Salah satu anak Nabi Ya'kub as adalah Yusuf as, yang juga menjadi Rasulullah.
Rasul yang terkenal dari keturunan Al 'Aish (bangsa Rum) adalah Nabi Ayyub as. Dari keturunan Ya'kub as banyak rasul, di antaranya: Musa, Harun, Yusya', Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, 'Isa 'alaihissolatu wassalam. Beliau juga menurunkan beberapa nabi: Samuel, Hizkia, Danial, Uzair dan banyak lagi.
Selain itu Nabi Ibrahim juga menurunkan Nabi Syu'aib dari anaknya Madyan (dari istri ketiga: Qanthura). Beliau menurunkan semua rasul (yang wajib diketahui dalam Islam) setelah beliau.
Dan yang terbesar, Nabi Ibrahim melalui Nabi Ismail menurunkan nabi penutup yang kedatangannya telah dikabarkan dalam kitab-kitab terdahulu: Nabi Muhammad saw.
Tentang Istilah 'Yahudi'
Al Quran menggunakan istilah "yahudi" untuk menyebut keturunan Bani Israil di zaman Rasulullah Muhammad saw. Agama mereka adalah agama yahudi, bukan Ibrani. Kata "Ibrani" adalah nama yang mereka (yahudi) gunakan untuk menamakan bangsa mereka. "Ibrani" bermakna "menyeberang". Yang dimaksud adalah menyeberangi Sungai Eufrat (Nabi Ibrahim konon berasal dari seberang Sungai Eufrat). Jadi yahudi mengklaim bahwa Nabi Ibrahim adalah orang Ibrani yang pertama dan sekarang orang Ibrani itu adalah mereka. Lihat bagaimana sombongnya yahudi, seakan-akan merekalah satu-satunya keturunan Ibrahim. Keturunan Nabi Ibrahim yang lain tak dianggapnya.
Sekian dulu mengenai keluarga Ibrahim as (dari kalangan beriman) yang mulia dan mendapat keberkatan besar dari Allah.

Oi Kananga Wawo

Oi kananga Wawo, letaknya di sebuah desa terpencil kabupaten Bima. Tepatnya di desa Kombo Kecamatan Wawo kabupaten Bima. Oi Kananga ini letaknya di atas gunung yang berdekatan dengan sebuah sungai kecil yang berhubungan langsung dengan lautan Bima. Kawasan Oi Kananga ini ditumbuhi oleh pepohonan terutama (pohon kananga), rumput-rumput dan di sampingnya dikelilingi oleh jurang-jurang kecil.

Oi Kananga kalau ditrjemahkan kedalam bahasa indonesia adalah (Oi = Air) sedangkan (Kananga = Pohon kananga). Artinya, mata air itu muncul di sela akar-akar pohon kananga. Kalau kita meminumnya, maka kita akan merasakan tiga rasa yang paling khas, yaitu :
1. Hilang dari dahaga
2. Rasa harum yang menyegarkan
3. Rasa enak mana lagi (mau minum terus) istilah Bimanya " Caru Manta Kilu".
Menurut sejarah, Oi kananga ini digali oleh petinggi kerajaan Bima yang sakti mandraguna, namanya Turelinggampo. Petinggi kerajaan ini konon tugasnya untuk melihat tanah-tanah tandus di kabupaten Bima kemudian digalikan sebuah telaga untuk dijadikan sebuah tempat minum bagi para penduduk yang ada di desa itu.
Menurut sejarahwan Bima, bahwa turelinggampo melakukan penggalian telaga tersebut dengan memakai jari telunjuk yang ditancapkan di tanah sambil mengucapkan kalimat لاإله إلاالله maka tanah tandus itu dengan sendirinya berlubang dan lama kelamaan menjadi sebuah telaga yang mengeluarkan mata air yang jernih. Selang beberapa bulan setelah telaga itu digali, turunlah 7 putri langit yang hendak mandi di telaga itu. Yang anehnya, kalau mereka hendak mandi di telaga itu, mereka melakukannya pada waktu 1/3 malam atau sekitar pukul 03.20. Efeknya, air telaga itu semakin besar dan meluap. Dari hari kehari air telaga itu tidak pernah kering walaupun musim kemarau melanda.
Oleh karena para penduduk desa tidak mempunyai tempat MCK (mandi, cuci, kakus) di sekitar rumah mereka. Mereka hanya mengandalkan sungai kecil itu sebagai MCK mereka. Pada suatu hari, ada seorang nenek yang pergi hendak membuang hajat tengah malam, setelah ia sampai ke sungai itu, ia mendengar suara air, seperti suara air mandi orang. Dan ia melihat ada beberapa orang yang mandi tepatnya di telaga Oi Kananga yang dimaksud. Diapun tidak melihatnya secara pasti apakah laki-laki atau perempuan, karena penglihatannya sudah tidak normal lagi. Alhasil nenek itu tidak jadi membuang hajatnya karena ketakutan. Kemudian dicertakanlah oleh nenek itu kepada para penduduk bahwa ada kejadian aneh yang terjadi pada malam itu di telaga Oi Kananga. Para pendudukpun berbondong-bondong turun dari rumahnya ke telaga Oi Kananga untuk melihat kejadian aneh tersebut. Namun apa yang mereka hajatkan tidak didapatkannya.
Akan tetapi ada seorang pemuda yang tidak sengaja pergi ke tempat itu dan mencari barang berharga milik ibunya yang kelupaan pada saat mandi. Persis seperti kejadian yang dialami oleh sang nenek, iapun melihat secara pasti cahaya yang menyinari telaga itu ternyata ada 7 putri langit yang turun hendak mandi di telaga oi kananga. Mereka bersorak sorai dan saling menyemburkan air antara sesamanya. Mata pemuda terbelalak melihat kejadian ini. sekaligus kagum dengan kecantikan, kemolekan dan keanggunan paras tujuh putri langit.
Para pembaca yang budiman, ini bukan cerita fiktif atau khayalan para pencari dunia khayalan, Tapi ini adalah kenyataan yang tak dapat dibohongi, ini juga benar-benar kejadian yang nyata.

Cinta Suci

Sudah lama Alex jatuh cinta kepada Maryamah. Sementara itu, gadis cantik tersebut telah bersumpah, lebih mencintai Allah dan Rasulnya ketimbang langit dan bumi seisinya, apalagi kepada Alex yang berbeda agama.

Jejaka itu mengaku sudah lama mengaku masuk Islam. Hal itu telah dibuktikannya dengan berkhitan serta melakukan sholat. Cuma bagi Alex, pengorbanan itu dianggap belum memperoleh imbalan yang seimbang dari Maryamah. Ia ragu apakah putri kiyai itu membalas cintanya ?
Pada suatu malam, sesudah berhasil menjebak kekasihnya untuk singgah di tempat kosnya yang sepi, Alex berkata, " Maryamah, apakah engkau mencintai aku?" Alex tampak gelisah. Ada kilatan nafsu di dalamnya.
Si gadis mengangguk, seraya menghela napas. "Cintaku suci, mas"
"aku tahu. Untuk itu, aku rela mengorbankan apa saja agar mendapatkanmu. seribu langit boleh menindih diriku, tetapi aku akan tetap menikahimu."
"Terima kasih mas."
"Aku ingin membuktikan, apakah engkau rela berkoban untukku, "ucap Alex dengan napas kian memburu.
"Apa maksudmu mas?"
"Ah...tidak apa-apa. Maksudku, bagi kita yang menikah, sekarang atau kelak sama saja, bukan?"
"Tentu, sekarang aku mencintaimu. kelak juga aku mencintaimu," jawab Maryamah, berusaha tetap tenang
"Nah itulah yang kuharapkan. Aku ingin meminta bukti darimu. Selama ini aku gelisah, benarkah kau yang kucintai masih belum dijamah oleh lelaki lain?"
"Aku kurang paham mas"
"Begini, mumpung rumahku sedang sepi, aku ingin engkau menyerahkan sekaligus membuktikan kesucianmu."
Maryamah terbelalak. Ia tau apa yang diinginkan Alex. Ia amat tersinggung. Ia hendak marah dan memberontak. Tapi Ia sangat mencintai Alex. Maka dengan halus ia menjawab, "Mas..., untukmu, apalagi sekedar mahkota kehormatanku, nyawapun akan kukorbankan sebagai tanda cintaku bagimu. Tetapi apakah engkau mencintaiku?"
"Jangan kuatir, takkan ada orang lain dalam hidupku."
"Dan engkau bersedia berkorban demi cintamu? desak Maryamah.
"Seperti engkau juga, segala-galanya akan kukorbankan untuk membahagiakan hidupmu."
"Jika demikian tentram nian perasaanku."
"Maksudmu ?"
"kalau engkau menuntut begitu besar dariku dan aku bersedia mengabulkan permintaanmu, pasti engkau juga akan bersedia mengabulkan permintaanku yang lebih kecil."
"Apa permintaanmu?"
"Urungkan niatmu, korbankan hawa nafsumu, dan singkirkan rasa curigamu padaku. Kalau nanti setelah resmi menjadi suami isteri ternyata aku bukan perawan lagi, gebahlah aku dalam kamar pengantin seperti seekor anjing bodoh. Tetapi sebelum itu bebaskan aku dari ancaman dosa besar. Ketahuilah mas..., satu-satunya yang bakal membahagiakan hidupku selama-lamanya adalah jika aku tidak melepaskan dan menyerahkan kesucianku, sehingga tidak membiarkan diriku ternoda sebelum ijab kabul dilakukan di hadapan penghulu."
Alex tersentak, Maryamah terisak. Malam itu setan menangis karena masih ada remaja yang shalih pada zaman bobrok ini.

Mengambil Hikmah Dari Buang Air Besar dan Air Kecil

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Para pembaca yang budiman...
Organ tubuh yang ada pada diri kita ini semua diciptakan oleh Allah Yang maha Kuasa. Ia menciptakan dengan sebaik-baik mungkin. Tiadalah satu makhlukpun hasil ciptaan Allah SWT yang lebih baik, lebih indah, lebih sempurna melainkan manusia. Seperti Firman Allah : "Laqod kholaqnal insana fii ahsani taqwiim" yang artinya : Sungguh kami ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya ciptaan. Bunyi ayat Allah di atas menggambarkan bahwa apa yang ada pada diri kita, baik itu yang bersih sampai yang kotor sekalipun semua ada manfaatnya dan dapat kita jadikan hikmah dan contoh serta i'tibar terhadap perilaku kita sehari-hari.
Periaku manusia zaman sekarang sudah tidak memperdulikan lagi sesama manusia, alam dan lingkungan sekitar. 
misalkan mengganggu kesenangan, merampas hak, menindas yang lemah dan tidak memperdulikan fungsi-fungsi penting orang lain. Dan masih banyak lagi yang lain-lainnya. Padahal kita sudah ditentukan batas-batas kewajaran untuk melakukannya. Apakah kita tidak bisa mengambil sebuah hikmah disaat kita membuang kotoran yang ada pada diri kita, sebut saja buang air besar dan buang air kecil. Apa yang kita rasakan ketika salah satu kotoran tersebut atau kedua-duanya minggat dari habitatnya ? dengan kata lain keluar dari lubangnya. Mulai dari mengangkat sarung atau membuka celana sampai berakhirnya membuang kedua kotoran itu, seketika mulut kita akan mengatakan : "Ahh... aduh...asyiknya, lega rasanya...ada juga yang mengatakan dengan kalimat-kalimat lucu : " Ah...saya sudah terbebas dari himpitan-himpitan pahitnya hidup" begitu lega, senangnya hati kita, semua organ tubuh kita terasa longgar, pikiran kembali fres dan rasa ngantukpun hilang seketika. Lebih enaknya lagi, ketika kita melakukan aktifitas itu tidak sampai mengganggu orang lain, kecuali bagi orang-orang yang semena-menanyalah yang tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan orang lain.
Ketika kedua kotoran yang keluar dari lubangnya itu, tidak kita minta dan memberikan izin untuk keluar, ia keluar secara suka rela dan rela berkorban untuk kepentingan seluruh organ tubuh kita. Semua masyarakat tubuh tersebut, baik dari perangkat lunak sampai pada kabel-kabelnya merasakan kenikmatan hidup yang tiada terhitung, walaupun pada dasarnya akan kembali pada saat-saat tertentu. Namun tetap juga kita buang dan kembali merasakan kelegaan.
Lantas apa hubungan buang air besar dan buang air kecil dengan perilaku manusia zaman sekarang ? ketika pencuri mangga tidak segera keluar dari kebiasaan mencurinya, maka yang empunya mangga tidak akan merasa tenang mangganya akan dicuri terus, padahal mangga itu dijual pada orang banyak untuk kepentingan kesehatan. Karena mangga mengandung vitamin c. Apabila orang yang melakukan perzinahan dan pemerkosaan tidak segera taubat dari kebiasaan perzinahan dan pemerkosaannya, maka semua orang tua yang memiliki anak perempuan gadis akan merasa resah jangan-jangan anak gadisnya akan terjaring oleh nafsu birahi orang-orang bejat yang tidak bermoral. Ketika kita tidak mau keluar dalam lingkungan orang-orang yang susah diatur, maka kita akan terbelenggu dengan ketidakaturan. Ketika kita tidak mau keluar dengan suka rela dalam lembah kejahatan, maka tunggulah saat kehancurannya.
Yang terbaik buat kita adalah, dengan mengikuti cara-cara buang air besar dan kecil. setelah keluar keluarlah dengan suka rela rela, rela berkorban dan tidak mengganggu organ-organ tubuh yang lain, bahkan setelah keluar kedua kotoran juga bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Air kencing bisa menyuburkan tanaman apabila disirami dengan tanaman juga memperkuat pertahanan tubuh tanaman. Begitu juga air besar, bisa dijadikan pupuk kandang untuk kebutuhan tanaman.
Bagaimana dengan perilaku, sifat, tabi'at dan kebisaan kita dalam kehidupan sehari-hari ? apabila kita merasa diri bahwa kita selalu membuat orang susah dan berada dalam lingkungan orang-orang yang berakhlaq baik, cobalah perlahan-lahan untuk keluar dengan suka rela, rela berkorban dan tidak mengganggu orang lain, yang pada akhirnya kita akan jadi menemukan jati diri yang sebenarnya sebagai manusia sejati dan berakhlaq mulia. Itulah yang diinginkan oleh diri, lingkungan dan agama yang kita anut. Lebih khusus lagi Tuhan Yang Kuasa menginginkan hal semacam itu. Terciptalah suasana aman, tentram, damai dan bersahaja. Negara akan terhindar dari bencana krisis, baik itu krisis uang, krisis moral dan krisis sandang pangan.

Cermin siswa

            Teman, telah tiga kali  dedaunan di utara telah berguguran semenjak kita semua bernaung di bawah panji-panji yang sama. Kita adalah bintang-bintang yang menyusun suata konstelasi di bawah mantel biru sang langit IPA 2.Sayang sekali kalau akhirnya pena takdir menggoreskan bahwa ikatan antara kita akan terurai dan kita pun akan terpencar ke delapan penjuru mata angin.
      Namun tidak terlalu menyesakkan dada.Walau bagaimanapun akhirnya sang waktu jugalah yang akan merajut kembali konstelasi yang telah terurai itu, meskipun kita terpisah sejauh bintang utara dan bintang timur di senja hari.

Teman,gunung yang akan kau daki sungguh tinggi,gunung yang akan kau lintasi  sungguh menggetarkan hati,sungai yang akan kau seberangi sungguh dalam dan perjalanan yang akan kau lakukan  akan penuh dengan genangan air mata atau bahkan genangan darah.
Semua itulah yang akan menempa yang membentukmu yang saat ini yang masih seperti berlian yang baru di petik dari batu gunung dan belum bisa dibedakan dengan pecahan kaca.Tempaan itu lambat laut akan menjadikan
perbedaan antara berlian dan pecahan kaca semakin
terlihat jelas,terlebih ketika kawan  telah menjadi berlian bersisi 48 yang memantulkan sinar emas mentari ke mana pun mata dipalingkan.Pada saat itu, kami akan berbangga memilikimu.Tetapi jangan sampai terurainya  ikatan kita menyebabkan jiwa persaudaraan Kita menjadi seperti pecahan batu karang yang didera gelombang dan tak akan pernah dapat lagi disatuakan sekalipun oleh tangan seorang pengukir ulung sekalipun karena pernah.

     Andai kata hal itu benar-benar terjadi,artinya rasa kasih yang telah menjadi saripati persaudaraan kita tak lebih daripada ranting kering yang gugur dan menunggu untuk dilemparkan ke dalam perapian yang dipenuhi api kebencian. Karena itu, sekalipun takdirmu lebih pedih daripada goresan belati,tetaplah beri tempat bagi kami untuk hadir di hatimu,karena kamipun akan menyatukan jiwamu dalam napas kami.

      Teman, Kami relakan kepergianmu,semoga jalanmu akan diterangi cahaya dan yakinlah kami akan mengikutimu sebab walau bagaimanapun harimau sepertimu tidak akan pernah bersaudara dengan kucing.


Aku Mudah menjangkaumu


 Malam-malamku untuk merajut ilmu yang bisa dipetik
  Menjauhi wanita elok dan harumnya leher
  Aku mondar –mandir untuk menyelesaikan masalah sulit
  Lebih menggoda dan manis dari berkepit nan manis dan
  Panjang
  Bunyi pena yang menari di atas kertas-kertas
  Lebih manis daripada berada di belaian wanita dan
  Kekasih
   Bagiku lebih indah melemparkan pasir ke atas kertas
  Daripada gadis-gadis yang menabuh dentum rebana
  Hai orang yang berusaha mencapai kedudukaku lewat
  Angannya
  Sungguh jauh jarak orang yang diam dan yang lain
   Apakah aku yang tidak tidur selama dua purnama
   Dan engkau tidur nyenyak
   Setelah itu engkau ingin menyamai derajatku

         Jika musim dingin tiba engkau adalah matahari
         Jika musim panas tiba engkau adalah naungan
         Engkau tidak tahu jika engkau mengifakkan harta
         Apakah engkau lebih banyak memberi atau sedikit
         Engkau akan diganjar oleh orang lain dengan segala    
         Kebaikan,karena engkau adalah pahlawan
    
    Dengan wajahmu kami mengambil penerangan
         Saat kami berjalan di malam-malam gulita
         Namamu dalam pendengaran adalah sebaik-baiknya
         Petunjuk yang disebutkan disemua tempat
         Jiwa kami jadi tebusan atas segala goncangan
         Dan para jamaah haji menjadi tebusan saat membaca  

         talbiah