Berapa
orang dari kita yang pernah memikirkan sungguh-sungguh arti kehidupan ini?
Meskipun kita menjalani hidup kita masing-masing, banyak dari kita yang
mempertanyakan apakah arti kehidupan ini. Kita perlu menyisihkan waktu untuk
memikirkan hal ini dengan serius. Kecuali kita benar-benar memahami kehidupan
kita saat ini dan bagaimana kita menjalaninya, kita tidak bisa merubahnya
sesuai dengan keinginan kita. Terdapat pandangan-pandangan kehidupan yang
berbeda dimana orang-orang akan melihat kehidupan berdasarkan pendidikan,
pemahaman, dan pengalaman pribadi mereka.
10. Pengambilan Keputusan
Ada
saat tertentu dalam kehidupan dimana rasanya sulit untuk mengambil keputusan
yang tepat. Hal ini mungkin terjadi karena kita tidak memiliki semua informasi
yang kita butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat. Alasan lain ialah karena
kita kurang berhati-hati dalam menghadapi situasi atau masalah tersebut. Faktor
lain yang mungkin berujung pada kesalahan dalam pengambilan keputusan adalah
kita merasa tidak sabaran sehingga kita membuat keputusan yang tergesa-gesa.
Pada saat yang bersamaan, kita harus menganalisa dengan objektif penyebab
kegagalan kita. Analisis objektif semacam ini akan membantu kita dalam usaha
kita ke depan. Kita harus memastikan bahwa kesalahan yang kita lakukan tidak
terulang kembali. Pengalaman masa lalu seharusnya menjadi bekal untuk
kesuksesan kita di masa depan. Antusiasme dan minat yang lebih besar menjadikan
kesalahan kita sebagai batu loncatan untuk kesuksesan di masa mendatang.
9. Seni Memberi
Dimanapun
kita tinggal, kita mendapati bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang sangat
miskin dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sebagian dari mereka
bahkan tidak bisa makan 2x sehari. Mereka tinggal di rumah yang lapuk. Mereka
tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan. Anak-anak mereka terlihat di
lingkungan sekitar kita dan tidak meneruskan pendidikan mereka. Ketika anda
telah berada pada titik dimana anda merasa nyaman, pikirkanlah orang-orang
tersebut yang berjuang susah payah untuk mencari uang demi bertahan hidup.
Dalam hal ini, kita harus menyediakan bantuan bagi mereka dalam bentuk materi
maupun bentuk lain. Beasiswa dapat ditawarkan kepada pelajar yang berasal dari
keluarga miskin. Bantuan juga bisa diberikan untuk perawatan dan biaya rumah
sakit bagi pasien yang miskin. Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat
berteduh dan terpaksa tidur di tempat terbuka. Singkat kata, kita bisa
menemukan berbagai macam cara untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan
kita harus membantu mereka tanpa pamrih. Mereka yang berkecukupan harus
menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka untuk kegiatan semacam ini.
8. Harapan dan Iman
Nasib
bukanlah soal kesempatan; nasib adalah perihal pilihan. Nasib bukanlah sesuatu
yang harus kita tunggu, namun sesuatu yang harus kita capai. Manusia adalah
arsitek dari nasibnya sendiri. Nasib atau takdir merupakan hasil dari tindakan
dan usaha kita. Jika kita mengetahui kejadian-kejadian yang akan kita alami di
tahun mendatang, apa reaksi kita? Kebanyakan dari kita berpikir: kita sudah
mengetahui nasib kita, jadi mengapa kita harus bekerja? Apapun yang kita
lakukan hasilnya akan tetap sama. Jika anda terus bersikap demikian, anda tidak
pernah maju. Tidak akan pernah ada produk baru maupun penemuan baru. Hanya
stagnasi lah yang akan terjadi. Nasib membuat orang menjadi pasif dan
menumpulkan pertumbuhannya. Kita tidak boleh bergantung pada nasib. Kita harus
memahami pentingnya kejujuran dan kerja keras. Seperti kata pepatah: kerja adalah bagian dari
doa. Kerja keras yang disertai kecerdasan dan ketulusan akan menghasilkan
sukses di berbagai bidang.
7. Hukum Karma
Poin
ini khusus bagi mereka yang percaya akan adanya hukum karma. Berdasarkan hukum
karma, setiap akibat pasti memiliki sebab. Semua terjadi karena ada yang
memulainya terlebih dahulu. Beberapa orang hidup hingga usia 100 tahun bahkan
lebih sementara yang lain meninggal pada usia muda. Beberapa orang meninggal
dengan cara yang menyakitkan dengan terbaring di rumah sakit karena penyakit
serius. Sebaliknya, ada orang-orang yang meninggal tanpa merasa sakit.
Pertanyaan dasar yang muncul dalam benak seseorang adalah: mengapa terdapat
begitu banyak perbedaan dalam kehidupan manusia? Jawabannya sangat sederhana:
karena hukum karma. Orang memperoleh hasil dari pemikiran serta tindakan mereka
di kehidupan terdahulu. Jika seseorang telah hidup dengan jujur, membantu
orang-orang di sekelilingnya; cepat atau lambat ia akan memperoleh imbalannya.
Orang-orang yang memiliki kehidupan yang baik dan nyaman kemungkinan telah
melakukan banyak perbuatan baik semasa hidupnya dulu; dan sebaliknya. Jiwa
bersifat abadi dan selalu ada. Jiwa tidak pernah bisa ditenggelamkan ke dalam
air atau dibakar dengan api. Tujuan utama dari jiwa adalah untuk mencapai tahap
kesadaran diri dan kesempurnaan. Jiwa harus melalui beberapa tahap kelahiran
dan kematian hingga akhirnya jiwa tersebut bisa mencapai tujuan akhirnya.
Namun, jiwa bisa mencapai tujuan akhirnya jika jiwa tersebut tidak lagi
memiliki hasrat, semua urusan-urusan telah dituntaskan dan tidak ada lagi beban
yang ditanggungnya.
6. Manusia Harus Menghormati Sesamanya
Pada
pandangan pertama, poin ini nampaknya berhubungan dengan aspek moral kehidupan.
Tidak diragukan lagi, pertanyaan terhadap integritas moral cukup penting namun
poin ini memiliki arti yang lebih mendalam. Seringkali, seseorang merasa
dipermalukan oleh atasannya dan di hadapan rekan-rekan kerjanya. Jika dia terus
dipermalukan di kantor atau di antara teman-temannya; ia akan kehilangan harga
diri. Orang yang mengalami ini tidak saja akan merasa tidak berdaya dan
terganggu, ia akan cenderung tidak menghargai atasannya dan bahkan menggunakan
bahasa yang kasar. Dalam situasi semacam ini, sangat disarankan untuk
mengundurkan diri dari tempat kerja maupun lingkungan meskipun dalam situasi
tertentu hal ini tidak memungkinkan. Sebagai alternatif, ia seharusnya berterus
terang kepada atasannya mengenai perasaan dan bagaimana hal tersebut
mempengaruhi pekerjaannya. Atasannya seharusnya cukup dewasa untuk memahami
bahwa ia harus menghargai bawahannya. Dengan melakukan ini, hubungan antara
atasan dan bawahan akan membaik dan akan tercipta keharmonisan diantara mereka
berdua.
5. Manusia Harus Memiliki Kepuasan atas Kebutuhan Sosialnya
Manusia
harus memiliki kehidupan sosial karena ia tidak dapat hidup seorang diri.
Kecuali bagi mereka yang menjauhkan diri dari kehidupan materi dan mencari
pencerahan jiwa; manusia membutuhkan interaksi sosial. Pada jaman dahulu, dalam
sistem keluarga, kebutuhan sosial dapat terpenuhi dengan interaksi antar
anggota keluarga. Namun
dengan meningkatnya jumlah keluarga inti, manusia nyaris putus hubungan dengan
interaksi sosial. Di kota-kota besar di tengah padatnya penduduk, seseorang
bisa merasa terisolasi. Ia hidup di tengah-tengah orang asing. Ia harus
memenuhi kebutuhan sosialnya dan menemukan cara untuk bercengkrama dengan
lingkungan sekitarnya. Ia bisa bergabung dengan klub sosial atau asosiasi
dimana ia bisa menghabiskan waktu dan berinteraksi dengan sesama anggota yang
memiliki kesamaan minat. Para orang tua sebaiknya tidak terlalu mengekang
kehidupan sosial anak-anak mereka. Jika mereka melarang anak-anak untuk bergaul
dengan kawan-kawannya, orang tua seharusnya sadar bahwa hal itu akan menghambat
pertumbuhan mereka.
4. Manusia Harus Memperoleh Rasa Superioritas (Setidaknya) Dalam
1 Hal
Jadilah
ahli dalam beberapa bidang. Manusia harus memilh pekerjaan sesuai dengan
keahliannya, meskipun seringkali kebebasan untuk memilih pekerjaan tidaklah
mungkin. Intinya adalah pekerjaan apapun yang ia lakukan, ia harus menjadi ahli
dalam pekerjaannya, dan dari situlah ia akan mendapatkan rasa hormat dari
kelompoknya. Keahlian ini harus terus ia miliki sepanjang hidupnya. Sebagai
contoh, mari kita lihat dari bidang akademis. Seorang professor mengajar sebuah
mata pelajaran dalam kelas-kelas tingkat lanjut di sebuah universitas. Ia tidak
hanya harus memiliki pengetahuan yang cukup terhadap mata pelajaran yang ia
ajarkan, ia juga harus mengajar dengan cara yang bisa dipahami murid-muridnya.
Jika para murid menganggap ia bisa mengajar dengan baik, mereka akan
bersemangat untuk hadir dalam mata kuliahnya dan memberikan rasa hormat
baginya. Sang professor akan merasa sangat senang jika ia mengetahui bahwa mata
pelajaran yang ia ajarkan dapat diterima dengan baik dan dihargai.
3. Energi Harus Disalurkan
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang tua yang mencegah anak-anak mereka melakukan hal yang mereka minati.
Jika si anak menentang keinginan orang tua nya , orang tua akan menegurnya dan
meminta agar hal tersebut tidak mereka lakukan lagi. Hal ini mungkin akan
berhasil untuk sementara waktu namun jika sering dilakukan, hal ini akan
berdampak buruk bagi pertumbuhan anak. Jika si anak berada pada rentang usia
14-20 tahun, ia akan memberontak dan melawan ayahnya secara terbuka. Sebagai
contoh, ketika air mendidih, uap dengan dorongan tenaga kuat akan dihasilkan.
Nah, jika tidak ada pelepasan dan air terus mendidih, akan terjadi ledakan.
Intinya adalah jika seseorang memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu, tidak
disarankan untuk menekan dorongan tersebut. Menekan “dorongan tersebut” akan
berakibat pada kemunduran kehidupan orang yang bersangkutan. Hal itu akan
merampas kepribadian unik dari orang tersebut.
2. Manusia Harus Mendengarkan Suara Hatinya
Untuk
mencapai kehidupan yang terorganisir, manusia harus mematuhi suara hatinya.
Bahkan, poin ini adalah hukum terpenting dari hukum-hukum yang sudah ada. Jika
manusia tidak mampu mendengarkan suara hatinya, ia tidak akan mampu
mengendalikan dan mengarahkan hidupnya. Perlu dicatat juga bahwa kita tidak
pernah bisa memutuskan apa yang harus dilakukan orang lain. Namun kita bisa
mendengar suara hati kita yang akan memberi tahu kita apa yang harus kita
lakukan. Sekali lagi, orang tua memiliki peran besar untuk mendorong anak-anak
mereka; semakin mereka dewasa mereka harus mengarahkan kehidupan mereka. Untuk
hal ini, orang tua harus memberikan pengarahan sehingga mereka bisa mengetahui
bagaimana intuisi mereka bisa menuntun kehidupan mereka. Jika seseorang telah
mengembangkan kebiasaan bermeditasi, akan terasa lebih mudah untuk mendengarkan
suara hati. Meditasi juga akan membawanya menuju kebangkitan spiritual.
1. Harus Mengatur dan Mengarahkan Hidupnya
Hukum
fundamental ini mengatakan bahwa manusia harus menguasai kehidupannya. Ia harus
mampu membentuk kehidupannya sesuai dengan keahlian dan minatnya. Namun, hal
ini mungkin terjadi jika ia memeiliki kehidupan yang teratur. Ia harus
memastikan bahwa seluruh kegiatannya memiliki waktu sehingga ia memiliki
kehidupan yang seimbang. Kehidupan demikian akan membantu menghindari waktu
terbuang sia-sia dan memungkinkan manusia untuk memberikan hasil yang maksimal
dan di waktu yang bersamaan menyediakan relaksasi dan suka cita bagi dirinya
sendiri. Saat ini, banyak hal yang berubah dengan cepat. Dunia telah menjadi
pemukiman global. Perubahan teknologi berlangsung setiap harinya. Oleh sebab
itu sangatlah penting bagi manusia untuk tetap mengikuti perubahan jaman. Hal
ini mungkin terjadi jika anda memiliki rasa ingin tahu untuk terus mempelajari
hal-hal baru. Anda tidak boleh menunda proses pembelajaran. Jika anda menunda
proses tersebut, anda akan mendapatkan diri anda terjebak dalam bidang anda.
Dalam dunia yang kompetitif, banyak orang yang akan mendahului anda. Hal ini
akan meruntuhkan semangat anda dan membuat anda merasa frustasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar