جُمْلَة غَيْرُ مُفِيْدَة
JUMLAH GHAIRU MUFIDAH
(KALIMAT TIDAK SEMPURNA)
Dalam Tata Bahasa Arab, rangkaian kata-kata yang
membentuk kalimat terbagi dalam dua golongan besar:
1) JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة
مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna yaitu
sebuah kalimat yang mengandung pikiran yang jelas dan utuh.
2) JUMLAH GHAIRU MUFIDAH (جُمْلَة
غَيْرُ مُفِيْدَة) atau Kalimat Tidak Sempurna
yaitu kalimat yang maksudnya belum jelas dan utuh.
Marilah kita pelajari Jumlah Ghairu Mufidah
terlebih dahulu. Ada beberapa macam susunan kata atau kalimat yang merupakan
Jumlah Ghairu Mufidah, yaitu:
1) SHIFAT-MAUSHUF (صِفَة
وَمَوْصُوْف) atau Sifat dan Yang Disifati,
biasa pula dinamakan NA'AT-MAN'UT (نَعْت وَمَنْعُوْت) yang artinya sama.
Kata yang pertama dinamakan MAUSHUF atau MAN'UT
(Yang Disifati) sedangkan kata selanjutnya adalah sifatnya (SHIFAT atau NA'AT).
Maushuf dan Shifatnya harus sama dalam hal
Mudzakkar/ Muannats, Mufrad/ Mutsanna/ Jamak, atau Nakirah/ Ma'rifah. Jadi bila
Maushuf dalam bentuk Mudzakkar, Mutsanna dan Ma'rifah misalnya, maka Shifatnya
pun harus dalam bentuk Mudzakkar, Mutsanna, Ma'rifah.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
كِتَابٌ
جَدِيْدٌ (=rumah baru)
كِتَابَانِ
جَدِيْدَانِ (=dua kitab baru)
كُتُبٌ
جَدِيْدَةٌ (=dua kitab baru)
مَجَلَّةٌ
جَدِيْدَةٌ (=majalah baru)
مَجَلَّتَانِ
جَدِيْدَتَانِ (=dua majalah baru)
مَجَلاَّتٌ
جَدِيْدَاتٌ (=majalah baru)
الْمَسْجِدُ
الْحَرَامُ (=Masjidilharam)
الْقُرْآنُ
الْكَرِيْمُ (=Al-Quranul Karim)
2) MUDHAF-MUDHAF ILAIH (مُضَاف
وَمُضَاف إِلَيْهِ).
Kata yang pertama dinamakan Mudhaf (umumnya
Nakirah), sedang kata selanjutnya dinamakan Mudhaf Ilaih (umumnya Ma'rifah).
Rangkaian Mudhaf-Mudhaf Ilaih itu sendiri sebagai satu kesatuan, merupakan Isim
Ma'rifah. Antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih tidak mesti sama dalam hal
Mudzakkar/Muannats atau Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
كِتَابُ
الْمُدَرِّسِ (=buku guru itu)
كِتَابَا
الْمُدَرِّسِ (=dua buku guru itu)
كُتُبُ
الْمُدَرِّسِ (=buku-buku guru itu)
كِتَابُ/كِتَابَا/كُتُبُ (=buku) adalah Mudhaf, الْمُدَرِّس (=guru) adalah Mudhaf Ilaih
اِبْنَةُ
عَلِيٍّ (=puterinya Ali)
بِنْتَا
عَلِيٍّ (=dua puteri Ali),
بَنَاتُ
عَلِيٍّ (=puteri-puteri Ali)
اِبْنَةُ/بِنْتَا/بَنَاتُ (=puteri) adalah Mudhaf, عَلِيّ (=Ali) adalah Mudhaf Ilaih
Dari kedua contoh-contoh di atas terlihat bahwa
Mudhaf dalam keadaan Nakirah sedangkan Mudhaf Ilaih adalah Isim Ma'rifah. Dan
Mudhaf Ilaih tidak mesti mengikuti bentuk Mudhaf dalam hal Mufrad, Mutsanna,
Jamak ataupun Mudzakkar dan Muannats.
Pada contoh di atas terlihat pula bahwa bila
Mudhaf merupakan Isim Mutsanna (Dual) maka huruf Nun Kasrah (نِ) di akhir katanya dihilangkan. Perhatikan lagi dua kalimat di
atas:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar